Menghitung Kuantitas atau Kualitas?

banyak tidak selalu baik, dan yang baik tidak harus banyak.

ada banyak perspektif ketika kita berbicara tentang mengukur tingkat keberhasilan dari promosi sebuah website, bagaimana mengukur efektifitas promosi dan konten website yang bersangkutan terhadap kepuasan hati —bahkan finansial— dari sang pemilik website. tentang sebuah pencapaian untuk menjadi yang terbaik, dan sebagai apa website ini ingin dikenal.

kenapa website perlu promosi? eh? kenapa tiba-tiba ngomongin ginian ya?

jawaban saya mudah saja, karena manusia yang satu memiliki kecenderungan untuk ingin menjadi lebih dari manusia yang lainnya. —berbeda? tentu boleh saja

apabila kita kembali berbicara tentang pengukuran performa promosi website, argumen sederhana yang saya miliki adalah dengan mengukur seberapa banyak website itu dikunjungi, bagaimana website tersebut ditemukan di website mesin pencari —tentang posisi, ranking, dst–, dan seberapa banyak website tersebut di-‘promosi’-kan di website-website yang lain.

semakin tinggi tentu semakin bagus performanya, benarkah?

untuk mengetahui seberapa tinggi tentu kita harus memiliki datanya, dari mana? tentu kita bisa memanfaatkan servis pencatatan statistik yang banyak beredar di internet. mulai dari yang gratis sampai yang berbayar, dan pada dasarnya masing-masing penyedia hosting telah menyediakan servis pencatatan statistik secara default. data statistik inilah yang akan menjadi rujukan untuk pengukuran performa.

graph

data statistik tidak bisa digunakan sendirian, pengolahan diperlukan untuk menunjukkan apakah performa dari website tersebut telah sesuai dengan target atau indikator keberhasilan yang diinginkan atau tidak, targetnya dari mana? tentu dari kita sebagai pemilik website, tentang cita-cita bagaimana kita ingin website ini dikenal sebagai apa, dicari dengan keyword apa, berkembang menjadi apa, dan kearah mana.

target capaian atau indikator performa ini biasanya ditentukan sebelum diadakan promosi ke berbagai channel. indikator performa itu yang seperti apa? menurut saya, ini sangat bergantung kepada apa yang ingin dicapai, bisa jadi berbentuk keyword, bisa juga berupa angka. misalkan tujuannya adalah finansial, apakah item finansial ini diperoleh dengan kualitas kunjungan, atau hanya dengan kuantitas kunjungan pada website.

penentuan indikator performa/keberhasilan menjadi penting untuk memberikan kita panduan yang jelas dalam menentukan proses campaign/promosi yang telah, sedang, atau akan dilakukan untuk menjadikan website ini yang terbaik di kelasnya.

beberapa situs pencatat ranking website yang telah menjadi standar internasional, kadang masih menggunakan metode konvensional yaitu jumlah traffic yang masuk untuk menentukan peringkat sebuah website, namun beberapa website lain mulai bergerak mengukur tidak hanya traffic, tapi juga kualitas dan relevansi konten.

lalu promonya melalui apa?

promosi website sendiri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dengan menerapkan metode Search Engine Optimization, melakukan cross-posting di social media –seperti facebook, twitter, google buzz dst–, saling bertukar backlink dengan website-website yang lain, dan yang terpenting menurut saya adalah menuliskan konten yang memiliki relevansi dengan target keyword atau indikator performa yang kita inginkan.

aplikasi pengukuran statistik website secara umum, memiliki banyak sekali metric yang dapat digunakan sebagai kisi indikator utama pengukuran performa. metric-metric ini –apabila digabungkan atau dibandingkan– tidak hanya dapat menginformasikan tentang kuantitas pengunjung website, namun juga menunjukkan kualitas kunjungan.

dan aplikasi pencatatan statistik website pun seringkali menjebak mindset kita dengan deretan metric dan angka saja, tanpa informasi lebih lanjut tentang bagaimana angka-angka tersebut dapat bermanfaat, tanpa informasi dan analisa yang tepat, angka tersebut hanya akan berupa angka yang tidak berarti apa-apa. —kadang kala kita perlu bantuan analis untuk membaca data tersebut

mengambil beberapa istilah pada Google Analytics, jumlah visitors atau pageview misalnya –ketika berdiri sendiri–, tidak akan merepresentasikan apapun selain kuantitas kunjugan, mengapa? karena deretan-deretan angka tersebut tidak bisa memberikan informasi lanjutan tentang siapa dan bagaimana perilaku pengunjung website, apa yang mereka cari, bagian mana yang mereka suka, bagian mana yang tidak, dan masih banyak hal lainnya.

namun ketika data tersebut digabungkan menjadi seperti page/visit, page performance, dst. pemilik website dapat menemukan informasi baru yang dapat digunakan untuk membantu lebih mengenal pengunjung websitenya. dan informasi inilah yang kemudian memberikan gambaran lebih jelas mengenai konten atau metode promosi apa yang akan dilakukan berikutnya untuk semakin menaikkan peringkat dan tingkat keberhasilan dari promo websitenya.

menurut saya ini bukan tentang jumlahnya, tapi nominalnya. 10 lembar uang 100000 rupiah tentu bernilai lebih tinggi ketimbang 100 keping uang 100 rupiah.

sebuah contoh kasus, ketika pada bulan pertama kita melakukan promo terhadap sebuah website, kita mendapatkan 100 pageview  dan pada bulan berikutnya kita mendapatkan 500 pageview. apakah kemudian ini bukti bahwa promo yang kita lakukan berhasil? jawaban saya belum tentu, mari coba kita perdalam.

contoh : perbandingan 2 metric pada Google Analytics
contoh : perbandingan 2 metric pada Google Analytics

pada contoh kasus diatas, kita tidak bisa hanya berpatokan pada satu metric saja. kita masih harus membandingkan beberapa metrics yang lain. pageview memang mengalami peningkatan yang signifikan, tapi apakah demikian dengan metric yang lain? contoh beberapa yang harus diperiksa antara lain:

  1. berapa visit yang dihasilkan per-bulan, dan presentase kenaikannya.
  2. berapa unique visitor per-bulan, dan presentase kenaikannya.
  3. presentase kenaikan referral link, dan tabel referral link tertinggi.
  4. grafik persebaran traffic source.

dengan tambahan pemeriksaan diatas,  apabila hasil pemeriksaan juga menghasilkan peningkatan yang signifikan, maka bisa jadi promo yang dilakukan dapat dikatakan berhasil, dan apabila sebaliknya, maka bisa dikatakan bahwa promonya tidak berhasil.

berhasil atau tidak berhasil akan menjadi pemikiran dan asumsi yang subyektif ketika tidak ada indikator performa yang tepat dan berkualitas.

bagaimana menurut anda? mari belajar menganalisa bersama ;)

By Alit Mahendra Bramantya

Complicatedly simple, not just another internet presence enthusiast. Currently managing Research (including Analytics) Division at Think.Web with Web App Development and Digital Analytics as main responsibility. Views are my own.

2 comments

  1. Well said :D. Ini kurang lebih sama kayak yang ada di pikiranku, cuma bedanya Mas Alit bisa menuturkannya dengan lebih baik, hehehe…

    *ambil catetan*

Comments are closed.

%d bloggers like this: