Berteman Dengan Apologia

Menitikkan detik demi detik yang telah terpolarisasi. Pada baris demi baris dan kolom demi kolom rezeki. Di antara halaman demi halaman riuh darulfana. Ego tak pernah padam kala raga masih digdaya. … Aku pun tak segan memupuk harapan. Tapi apa lah daya bila tak cakap? Dan di tepi senja kala, tak boleh aku terpaku. Ini… Continue reading Berteman Dengan Apologia

Shinseiki no Love Song

On the evening news a plane crashed into a building The newscaster covered their eyes, there were days like that When we struggled with love and righteousness as our weapons The world goes on, as if nothing ever happened Oh, your tears, the 21st begins Are a blessed rain This is our new century selamat… Continue reading Shinseiki no Love Song

What Comes After..

sejak kecil kita sudah diperkenalkan dengan cita-cita, sebuah doktrin tentang visi masa depan yang ditanamkan sejak dini. cita-cita pun sering kali berubah seiring berjalannya waktu, meski masih banyak yang terus berusaha untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya hingga mereka beranjak dewasa. termasuk cita-cita saya yang sampai saat ini masih terus mengalami evolusi, semakin besar, semakin kuat,… Continue reading What Comes After..

Sudahkah Kita Bercermin?

saat ini hampir semua pengguna internet dekat dengan media sosial, menggunakan satu, dua, atau bahkan lebih diantara sekian banyak media sosial yang menjajakan produk dan aplikasinya. dan tidak lupa Indonesia selalu menjadi salah satu yang disorot karena pengguna internet dan pengguna media sosial-nya termasuk salah satu yang terbesar. bagi saya ini satu lagi sebuah pisau… Continue reading Sudahkah Kita Bercermin?

Choosing The Right One

Sudah lama sebenernya pingin nulis soal blackberry, si telepon pintar yang menjadi idola. Ide tentang blackberry ini sebenernya uda ada semenjak saia mendapat 8700 cuma-cuma dari sahabat saia sekitar bulan mei-juni tahun kemaren, yup gratis tis tis.. cuma perlu beli sim card sendiri.. waktu bebe belum serame dan se-‘terjangkau’ sekarang, saia masih bersyukur bisa menikmati… Continue reading Choosing The Right One

Perfect, Realis, atau Asal?

sebuah percakapan setelah segala macam tambalan di pekerjaan terburu waktu itu selesai… “how? how? selesai sudah.. satisfied already??” “huh?? satisfied?.. huh.. of course not, not at all” “lha ya? koq gitu??” “hm… terkgandeng sih… mo liat dari sisi yang mana dulu” “maksudnya?” “jadi gini sob… jujur aku ga suka ama pekerjaan yang cuma punya timeline… Continue reading Perfect, Realis, atau Asal?

Agar Kita . . .

sering kali lirik lagu menjadi potret tentang pola dan kehidupan kita. lagu ini cukup lama, band-nya pun sudah mulai tak kedengaran album barunya.. hm.. tapi setelah sedikit ribut dengan penggemarnya yang satu ini, playlist diputar kembali ke jaman sekitar tahun 2004, dan beberapa lagu pun mengalun, dan salah satunya membuat saya berfikir tentang pembicaraan pada… Continue reading Agar Kita . . .

Bikinin Duluan Aja

dari percakapan di sebuah acara kawinan setelah selesai menikmati hidangan yang tersedia, kurang lebihnya begini :

A: Kapan nyusul?
B: 3 tahun lagi kayaknya? lha kamu? kan kamu lebih tua dari aku
A: hehehe, tenang, ntar aja kalo uda waktunya

B: kalo kawinan gini yang ngebiayain keluarga yang cewek ya?
A: ada sih yang gitu gitu, tapi banyak juga yang semacam urunan, ga paham aku soal gituan.

B: wah kira-kira habis berapa ya?
A: ya tergantung mo nikahnya model gimana dulu, kalo cuman akad sih bisa murah kayaknya.

B: hm.. harus nabung dari sekarang kalo gitu.
A: kemaren ada yang bilang kalo cuma mo nikah aja sih punya duit 500ribu aja cukup, tau bener apa ga.. emang kenapa koq nunggu 3 tahun?

B: nunggu lulus lah, kuliah ama praktikum blom kelar.
A: ah kalo nikah kan ga butuh lulus, tuh temenmu yang nikah itu juga blom lulus kan?

B: ya secara calon seumuran, biasa dah perempuan, bukanya calonmu juga gitu?
A: iya juga sih

B: lagian kalo kelamaan entar keburu dikejar-kejar calon mertua
A: lah emang kenapa?

B: biasalah, pingin buru-buru nimang cucu..
A: ya uda bikinin cucu duluan aja.. gampang kan?

weh???