Sedikit Tentang Apa, Mengapa, dan Caranya

Bagi saia mereka yang disekitar saia –entah kawan atau keluarga– adalah mereka yang berarti bagi perkembangan saia hari demi hari. komunikasi, kerjasama, dan interaksi sehari-hari itulah yg membentuk diri saia menjadi seperti sekarang ini.

Saat kuliah, saia lebih banyak menghabiskan waktu sehari-hari dengan teman-teman seperkuliahan, bahkan dengan pacar saia waktu itu (yg sekarang sudah. jadi istri) saja tidak sesering itu.

Dari sekian banyak cerita, sejarah, canda, dan ilmu yang dibagi bersama, tentu ada masa yg tidak terlalu menyenangkan, yg kadang membuat saia berfikir ulang mengenai semboyan persahabatan sedunia –> ‘suka dan duka selalu bersama’

Salah satu yg terlintas adalah ketika menjadi orang terakhir yg mengetahui berita kemungkinan perubahan judul skripsi dikarenakan adanya penawaran judul baru yg ‘katanya’ lebih mudah, dan dari sejawat saia yg berhasil meminta perubahan, saia menjadi satu-satunya yg tidak berhasil, marah? kesal? saat itu sih iya, sedikit..

Saia sungguh tidak habis pikir, bagaimana saia bisa tertinggal begitu saja, memilih judul yg lebih mudah dan tetap meninggalkan yg ‘berat’ untuk mereka yg terlambat, ‘menyelamatkan diri sendirii?’ Mungkin saja, akan tetapi saia mengerti, ada saat ketika sahabat dekat pun harus memulai persaingan, dan mungkin saat itu adalah salah satunya. ya walaupun skripsi saia pun selesai dengan judul yg sama.. hahaha

Untuk beberapa kasus, proses ‘penyelamatan diri sendiri’ ini sangatlah wajar, setiap manusia akan berusaha mencari sisi mudah dan aman, yg ada kalanya mungkin tanpa sadar kita akan melupakan mereka yang ada disekitar kita. toh manusia adalah tempatnya salah dan dosa..

Beberapa hari terakhir ini saia sempat memperhatikan kejadian yg hampir sama terjadi, yah walau tidak mirip juga dengan apa yg saia alami 4 tahun yg lalu. Namun saia merasakan pressure dan kondisi yg sama, ketika masing-masing orang ‘tanpa sengaja’ memilih untuk keuntungannya sendiri dan sedikit lupa dengan yg lain.

Yang menarik adalah adanya respon cepat dari seseorang dengan sedikit nada tinggi dan peringatan, dan setelah itu? sebagian mulai mengerdil, gelombang permintaan maaf bermunculan dan dengan tidak sedikit pula argumen yg keluar, ohya.. gerakan menjadi pahlawan pun bertebaran.. ohh.. sudah saia duga. Terlambat! ‘you should think about others before.. no life in line tho’

Saia pun cuma bergumam ‘kapan dewasa ne rek?’ ohya, bagi saia kejadian itu adalah kesalahan bersama dari masing-masing elemen yg terlibat, ya bisa disingkat ‘khilaf’ gitu.

mengapa? ini sih jelas tentang ‘keuntungan’ pribadi, proses-nya juga jelas, dan bagaimana ‘dengan mudah’ mereka lupa dengan beberapa yg lain adalah hal yg paling signifikan buat saia untuk bilang itu adalah kesalahan. Yang tentu tidak untuk diulang. semoga..

Ohya.. saia juga tahu ini adalah proses penting menyambut sebuah kesempatan emas yg tidak datang begitu saja sehingga membutuhkan keputusan sesegera mungkin.. etapi.. emang se-‘urgent’ itu ya? nurut saia sih enggak segitunya..

Saia pribadi selalu berusaha untuk tidak mengesampingkan mereka yg ada disekitar saia begitu saja, saia sudah menjadikannya pattern, dan a away of a process.. Salah satu pola yang saia pahami dari 7 tahunan saia di lingkungan teknik.. dan bagaimana ide tentang ‘jangan cari selamat sendiri’ itu ditanamkan sejak saia masih maba.

Tidak berusaha untuk menggurui siapa pun, tapi lebih berusaha untuk mengingatkan, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan menjaga agar tidak ada dusta atau murka diantara kita *halah*, berusaha mengingatkan diri sendiri dan syukur-syukur bisa mengingatkan orang lain.

We are grown ups aren’t we?

** sent from @citz_angel’s wordpress for blackberry **

Published
Categorized as Persoalan

By Alit Mahendra Bramantya

Complicatedly simple, not just another internet presence enthusiast. Currently managing Research (including Analytics) Division at Think.Web with Web App Development and Digital Analytics as main responsibility. Views are my own.

3 comments

  1. nice advice bro :)
    sepertinya saya juga sudah “terbangun” merasa harus selalu mengingatkan diri saya sendiri tentang apa yang akan saya lakukan dan efeknya terhadap orang lain. anyway thanks a lot :D

    1. @nengbiker, hemm.. soal yang ini sudah berhenti sampe disini koq neng.. saia cuman mengikuti saran seseorang untuk menuliskannya sebagai sebuah posting, just in case ada yg merasa kurang jelas terhadap argumentasinya :D

Comments are closed.